Sabtu, 14 November 2015

Creepypasta - Keyhole (Lubang Kunci)

Keyhole (Lubang Kunci)
source: wattpad. kumpulan creepypasta dan urban legeng, by Junielda
Tolong jangan masuk ke kamar yang tak ada nomornya Creepypasta - Keyhole (Lubang Kunci)

Seorang laki-laki tiba ke sebuah hotel. Ketika check in, sang resepsionis memperingatkannya,


"Tolong jangan masuk ke kamar yang tak ada nomornya."


Pria itu mengangguk dan segera mencari kamarnya yang bernomor 10. Saat itulah, ia melihat sebuah kamar tanpa nomor yang tadi dikatakan sang resepsionis. Karena penasaran, ia mengintip melalui lubang kunci untuk melihat apa isinya.


Ia hanya melihat seorang perempuan renta berwajah pucat sedang duduk di tengah ruangan. Aneh sekali, seperti seluruh kulit badan perempuan itu berwarna putih, tidak menyerupai kulit insan kebanyakan.


Tiba-tiba saja perempuan itu menoleh dan menatapnya.


Karena ketakutan, ia pun segera lari ke kamarnya.


Malamnya ia tak dapat tidur. Ia masih ingin tau mengapa resepsionis itu memperingatkannya untuk menjauhi kamar itu. Dan mengapa pula kamar itu tidak diberi nomor?


Saking penasarannya, ketika itu juga ia bangun dari daerah tidurnya, mengendap-ngendap di lorong hotel, dan mengintip kamar itu sekali lagi melalui lubang kunci.


Namun yang ia lihat hanyalah warna merah.


Pria itu berpikir, mungkin perempuan itu merasa terganggu sebab ia tadi mengintipnya dan tetapkan untuk menutup lubang kunci dengan sesuatu yang berwarna merah.


Pria itupun kembali ke kamarnya untuk tidur.


Keesokan harinya ketika akan check out, laki-laki itu menanyakan mengapa kamar yang ia lihat kemarin tidak diberi nomor.


Resepsionis itupun bercerita dengan wajah sedih.


"Dahulu ada sepasang suami istri yang menginap di kamar itu. Suatu hari mereka bertengkar dan sang suami membunuh istrinya itu. Sejak bencana itu, kami tak berani menyewakan kamar itu, jadi kami mencopot nomornya dan membiarkannya kosong."


Pria itu pergi dan tertawa. Ia sama sekali tak percaya dengan dongeng hantu. Yang ia lihat kemarin jelas-jelas insan dan bukan hantu.


"Oya," sang respsionis berkata ketika laki-laki itu hampir hingga di ambang pintu.


"Wanita itu tidak menyerupai insan kebanyakan. Ia menderita kelainan genetik sehingga seluruh kulit tubuhnya putih."


Langkah laki-laki itu terhenti.


Sang resepsionis mengakhiri ceritanya.


"Dan matanya merah."


*      *      *      *      *